Jumat, 10 Juli 2015

Let's goooo.... Kerja Praktik ku di unit RCC Pertamina RU VI Balongan

Meski baru sempat saya cerita pengalaman ini (udah 1 tahun yang lalu guys... ;p)
Well,,,,,Kerja Praktek yang saya alami di Pertamina RU VI Balongan sangatlah luar biasa.. karena apa?? Karena saya mendapat ilmu yang luar biasa dan teman yang luar biasa pula..
Langsung saja ya guys,, kebetulan saya mendapat tugas khusus di bagian uni RCC (Residue Catalytic Cracking)..
Perjalanan kp saya dimulai dari sini guysss.....





Terimakasiih buat temen temenku yang luar biasa, dari unsri (dini,mona,beye,chandra) dari unila ( ocha,via, yoan) kaliaaan luaaaar biasaaa,,,



Langsung aja yuuuuk masuuuk ke laporan kp sayaa..
check it ouuut guyysss...






  • Apa sih Unit RCC itu??????? 

Unit RCC (Residue Catalytic Cracking) merupakan unit unggulan yang dimiliki oleh PT PERTAMINA RU-VI Balongan. Unit ini merupakan unit tingkat lanjut (secondary processing) untuk mendapatkan nilai tambah dari pengolahan residue dari unit CDU dan ARHDM dengan cara perengkahan menggunakan katalis Al2SiO3. Di dalam unit RCC terdapat Reaktor, Regenerator, Catalyst Cooler, Main Air Blower, Cyclone, Catalyst System, dan CO Boiler.


  • Bagaimana sih deskripsi proses di unit RCC???

Feed dalam operasi normalnya berasal dari unit AHU dan CDU (Crude Distillation Unit). Feed dari AHU yang berupa treated atmospheric residue dimasukkan ke dalam Raw Oil Surge Drum melalui pengontrolan aliran. Apabila dikarenakan suatu hal dimana unit AHU dan CDU tidak beroperasi, maka treated residue atau untreated residue dapat diambil di tangki feed dingin.
Surge Drum dilengkapi dengan water boot yang berfungsi untuk menghilangkan air yang terbawa pada waktu start up. Dari Raw Oil Surge Drum,  campuran feed dipompakan dengan Raw Oil Pump ke Riser Reactor. Sebelum masuk ke Riser, feed dipanaskan sampai temperatur 274°C dengan pengambilan panas dari Net Bottom dan sirkulasi slurry oil dalam Exchanger
Reaktor- Regenerator
Gabungan feed dari Raw Oil Charge System diinjeksikan ke dalam Reaktor Riser melalui 8 buah feed distributor yang kira-kira terletak antara separuh bagian atas Riser. Steam dimasukkan untuk membantu pengabutan feed sebelum feed masuk ke dalam Riser.
Liquid feed panas masuk ke Reaktor Riser dimana bertemu dengan aliran dari regenerated katalis. Feed dengan cepat akan teruapkan dan terjadi reaksi cracking yang endotermis. Waktu tinggal di dalam Reaktor Riser kira-kira 2-3 detik.Produk hasil perengkahan dan katalis meninggalkan puncak riser pada temperatur 520°C. pada puncak riser, campuran katalis dan hidrokarbon dengan cepat dipisahkan mendekati kesempurnaan.Hal ini untuk mencegah atau meminimasi reaksi sekunder.
Gas-gas hidrokarbon dengan cepat mengalir berbalikan arah dan melewati annular di dalam daerah pada Reaktor Cyclone, dimana totalnya ada 13 buah SingleStageCyclone yang mempunyai jarak konsentris yang sama di dalam reaktor. Dari cyclone, aliran gas produk reaktor mengalir ke Main Column dimana gasnya mengalami pemanasan dan fraksinasi menjadi produk-produk yang diinginkan.
Katalis yang terpisah jatuh dari lubang Cyclone ke bagian utama dari reaktor. Katalis yang terpisah kemudian dilewatkan ke seksi stripping. Katalis turun dari reaktor masuk ke dalam stripper.

Stripping steam memisahkan uap minyak dari partikel katalis dan mengembalikan uap tersebut ke dalam reaktor.

Katalis yang masuk regenerator dipanaskan sampai kurang lebih 732°C. Udara dari Main Air Blower dilewatkan ke atas melalui bed dimana regenerasi pada spent catalyst dilakukan. Sekitar 70% dari coke pada katalis diambil dari tahapan ini. Step regenerasi ini dilakukan dalam batasan udara lingkungan, demikian pula dengan pembakaran yang tidak sempurna dalam pembentukan CO2. Hal ini diperoleh dengan pengukuran perbedaan temperatur pada bed dari dense ke dilutephase, dimana delta temperatur kemudian diatur agar aliran udara ke Upper Regenerator. Hal ini dioperasikan dengan dasar pengaturan temperatur dalam dilutephase, dimana jika reaksi yang terjadi eksotermis maka pembentukan CO2 berlangsung, dimana temperatur akan cepat naik dan katalis sedikit mengabsorb panas tersebut. Differential temperature controller dipakai untuk mengatur jumlah udara ke upper regenerator untuk mencegah terjadinya pembakaran sempurna.
Flue gas (gas hasil pembakaran) dari puncak Upper Regenerator keluar melalui dua stage cyclone dan mengembalikan sebagian besar katalis yang ikut masuk ke Upper Regenerator. Flue gas meninggalkan cyclone masuk ke plenum chamber pada puncak Regenerator. Gas-gas yang panas melewati double disc slidevalve, dimana diatur dengan differential pressurecontroller yang mengatur perbedaan tekanan antara Reaktor Regenerator. Kemudian flue gas mengalir ke Orifice chamber, dimana tekanan diturunkan melalui serangkaian plat yang bergelombang. Akhirnya energy dari flue gas ini diambil dalam CO Boiler dimana gas-gas hasil pembakaran dibakar dengan flue gas tambahan untuk menghasilkan steam.
Firststage regenerator dilengkapi dengan 4 buah Catalyst Cooler. Cooler ini mengambil kelebihan panas dari regenerator dengan menghasilkan steam. Sebagian katalis yang telah diregenerasi dari Upper Regenerator kemudian dialihkan melalui RecirculationCatalystStandpipe dan mengalir melalui  Catalyst Cooler Standpipe menuju ke Lower Regenerator. Aliran yang melalui Recirculation Catalyst Cooler Standpipe dan Catalyst Cooler Standpipe ini dikontrol dengan slidevalve dimana diatur dengan temperatur dalam Lower Regenerator. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kelebihan udara masuk ke dalam upper regenerator yang pada akhirnya mengakibatkan pembakaran di upper regenerator mengarah ke pembakaran sempurna dan menghasilkan panas yang terlalu tinggi. Di dalam Lower Regenerator, kelebihan coke diambil dari katalis. Udara pembakaran di supply ke bottom Lower Regenerator dibawah pengontrolan aliran. Dari Lower Regenerator, regenerated katalis pada temperatur 732°C dilewatkan melalui Regenerated Slide Valve ke bagian bottom Reaktor Riser. Aliran ini dikontrol dengan temperatur outletRiser.
Katalis panas ini bertemu dengan lift gas dan liftsteam dimana mengangkat ke  atas ke arah Riser sebelum bertemu lagi dengan combined feed. Lift gas dan liftsteam keduanya dimasukkan pada bottomRiser di bawah pengontrolan aliran. Lift gas datang dari Unsaturated Gas Concentration Unit.
Sistem Udara Regenerator
Udara atmosfer dikirim ke Upper dan Lower Regenerator untuk mengontrol pembakaran coke pada katalis.Udara masuk ke dalam Main Air blower melalui udara Filter House dan Silencer. Di dalam blower, udara dikompresikan sampai tekanan 2,8 kg/cm2 g.
Udara memasuki regenerator melalui dome distributor grid berbentuk kubah. Specialcheckvalve dipasang untuk menjaga Main Air blower dari beberapa kemungkinan kerusakan karena katalis yang panas dan beberapa alasan disebabkan oleh udara supply gagal, yang menyebabkan katalis menyumbat dan terjadi aliran balik.Valve-valve yang sama terpasang dalam aliran udara supply regenerasi yang menuju ke Upper Regenerator. Dengan cara yang sama pada Lower Regenerator, udara ke Upper Regenerator mengalir ke bottom pada vessel dan didistribusikan ke dalam katalis bed. Hal ini diatur dari perbedaan temperatur pada bed antara dense dan dilute phase dan ini disediakan untuk membatasi udara supply yang dibutuhkan pada pembakaran yang tidak sempurna (misalnya CO menjadi CO2).
Main Air blower sendiri dilengkapi dengan anti surge sistem yang memonitor tekanan discharge dan aliran suction.Aliran discharge ini dialihkan ke atmosfer melalui silencer untuk menjaga mesin bebas dari kondisi surge. MainAir blower ini adalah komponen axial dan sangat mudah terjadi kerusakan dengan adanya surging. Koneksi yang kecil terpasang dari discharge blower ke sistem hopper katalis dimana kemungkinan hanya dipakai intermittent untuk mempercepat menaikan tekanan pada vesselhopper. Sebuah cross over juga menyuplai udara untuk pendingin apabila suplai normal gagal.Line12 inch untuk pengeluaran katalis menuju ke Catalyst Cooling Vessel yang dilengkapi Special Check Valve untuk mendinginkan katalis.
Orrifice Chamber
Pada unit RCC, orifice yang digunakan tidak bersifat tunggal, melainkan beberapa orifice yang terkumpul dalam suatu kompleks peralatan.Pemilihan alat ini sebagai mixing devices dikarenakan hasil pencampurannya optimum dan biaya tidak mahal. Flue gas dari Regenerator dilewatkan melalui Orifice chamber yang menghasilkan steam dalam CO Boiler dan terakhir keluar ke atmosfer melalui elevatedstack. Flue gas panas meninggalkan regenerator pada temperature 732°C dan tekanan 1,75 kg/cm2 g, kemudian dilewatkan ke Orifice chamber melalui flue gasslide valve.
Posisi slidevalve ini diatur dengan Reaktor / Regenerator Differential pressure controller.Pressure drop melalui slidevalve. Sisa dari pressure drop besarnya sebesar 0,6 kg/cm2 hanya diatas tekanan atmosfer, dan dikeluarkan dalam Orifice chamber yang terdiri dari 4 buah plate secara seri yang masing-masing terpasang dengan beberapa lubang. Setiap plate tersebut dirancang untuk meminimasi erosi pada lubang bila katalis ikut.Dari Orifice chamber, flue gas dilewatkan ke CO Boiler.
CO Boiler
Dari Orifice chamber, aliran flue gas melalui Diverter Valve dimana sebagian flue gas kontinu ke CO Boiler atau dialihkan alirannya ke emergency stack yang tingginya 86 meter. Diverter Valve ini dioperasikan secara manual dari ruang control. Pada outlet Orifice chamber, flue gas yang bertekanan 0,07 bar dan temperature 732°C dilewatkan ke CO Boiler. Boiler ini dirancang untuk mengendalikan aliran flue gas dari pemrosesan feedstock RCC sesuai dengan kapasitas yang terpasang.
Boiler akan menghasilkan 210 ton/jam steam dan ini dibantu dengan auxiliary firing yang dikontrol untuk mempertahankan produk steam konstan dari kadar CO yang tinggi ke rendah. Pada saat terjadi kegagalan flue gas, auxiliary burner dirancang untuk menghasilkan 125 ton/jam superheated steam. Dari CO Boilerflue gas panas dikeluarkan ke atmosfer melalui stack 86 meter.
Main Fractionation Section
Main Column Feed Produk uap dari reaktor masuk ke MainColumn di bawah 6 buah tray pencuci. Uap dipanaskan lagi (superheated) pada kurang lebih 520°C ini dikontakkan dengan MainColumnBottom. Beberapa katalis yang terikut dari reaktor dicuci pada bagian ini dan vapordesuperheated kemudian dilewatkan ke atas kolom untuk memperoleh produk yang diinginkan setelah terkondensasi dan terfraksinasi.
Overhead Sistem
Overhead vapor keluar pada temperature 123°C dan dilewatkan ke MainColumnOverhead Condenser, dimana sebagian dikondensasikan. Air pencuci diinjeksikan pada upstream untuk melarutkan garam-garam ammonium dan untuk mengurangi konsenstrasi dari ion Cyanide yang korosif di dalam fase cair. Kemungkinan alternatif  lain yaitu injeksi upstream Main Column Overhead Trim Condensor. Dua fase aliran ini selanjutnya didinginkan dengan air pendingin sampai temperaturnya 430°C. Dari sini sebagian aliran yang terkondensasi dialirkan ke Main Column Overhead Receiver yang dilengkapi dengan bootleg untuk pengambilan fase air yang terpisah. Reflux dipompakan di bawah pengontrolan aliran yang mengatur temperatur overhead columntray nomor satu di dalam MainColumn.
Produk cairan overhead ini (unstabilized gasoline) selanjutnya dipompakan melalui pipa ke Gas Concentration Unit (Unit 16). Vapour pada tekanan 0,37 kg/cm2 dilewatkan ke Wet gasCompressor.
Naphtha Pumparound
Naphtha stream diambil dari Main Column dari bawah tray nomor 5.Naphtha disirkulasikan ke Propylene Recovery Unit (Unit 19), dimana disediakan pemanas. Naphtha dingin yang kembali dari unit 19 ini bergabung dengan naphtha panas bypass stream. Gabungan tersebut selanjutnya didinginkan sampai 99°C dalam circulating Naphtha Cooler.Dari sini dikembalikan ke MainColumn pada tray nomor 3.
LCO Pumparound dan Stripper
Selanjutnya di MainColumn dari bawah tray nomor 22, sebagian dari unstrapped LCO diambil dan dialirkan dengan gravity dan mengatur level pada top tray nomor 1 pada LCO Stripper. Sejumlah unstrapped draw off diambil dari up stream dan disirkulasikan untuk memenuhi sebagian pemanas reboiler ke stripper, di dalam reboiler, dan Debutanizer Feed Exchanger. Sejumlah sirkulasi stream LCO (lean oil) dilewatkan ke Sponge Absorber dimana lightends diambil (C3+) dari off gas unsaturated gas plant. Semua aliran sirkulasi pada LCO bergabung kembali dan dikembalikan ke Main Column diatas tray nomor 19 pada temperature 117°C.
LCO stripper mengambil fraksi ringan dari stream untuk mendapatkan spesifikasi flashpoint.Uap yang dipisahkan dikembalikan ke Main Column di bawah tray 22.Cairan bottomcolumn pada 347°C ini dikirim di bawah kontrol aliran menuju ke Main Column Bottom Steam Generator dan berturut-turut ke superheater. Kedua bagian pada slurry dipompakan masuk ke feed preheat exchanger terakhir.

Oke guys,, sedikit paham kan buat unit RCC nya????

Naaah karena saya mendapat tugas menghitung neraca panas pada alat utama di Unit RCC yaitu reaktor-regenerator, dan mempelajari sistem konfigurasi pengendalian proses  (control process) pada unit RCC, sehingga saya bahas seputar ituuu yaaa...... :D


  • Sebenernya buat apa sih heat balance itu?

well, Heat balance digunakan untuk menentukan laju sirkulasi katalis dan delta coke. Delta coke yang dimaksud berbeda dengan coke yang terdapat pada spent catalyst dan coke pada regenerated catalyst.
(Sadeghbeigi, 1998).
Perhitungan panas pembakaran coke di regenerator digunakan untuk :
a. Memanaskan udara dari temperatur keluaran blower hingga temperatur dense phase regenerator.
b. Memanaskan coke dari spent catalyst, dan lain-lain.

Lalu apa fungsi control process?
Tujuan dari control proses agar unit RCC beroperasi secara continue dalam kondisi yang termonitor. Terdapat dua tipe proses control yaitu Basic Supervisory Control dan Advanced Process Control, yang akan dijelaskan dalam hal ini adalah Basic Supervisory Control.

Gambar 1. Heat Balance Reactor-Regenerator Unit RCC Pertamina RU VI Balongan


  • Basic Supervisory Control
Tujuan dari control proses agar unit RCC beroperasi secara continue dalam kondisi yang termonitor. Terdapat dua tipe proses control yaitu Basic Supervisory Control dan Advanced Process Control, yang akan dijelaskan dalam hal ini adalah Basic Supervisory Control. 
 Basic Supervisory Control Kontrol utama pada seksi reaktor-regenerator adalah flow, temperature, tekanan, dan catalyst level. Flow yang biasanya dikontrol adalah laju umpan segar masuk, stripping steam. Terdapat 3 tipe pengendalian laju alir, antara lain manual, auto, dan cascade. Pada tipe manual, operator secara manual membuka dan menutup valve dengan persen bukaan sesuai dengan yang diinginkan. Pada tipe auto, operator menetapkan laju alir yang diinginkan sebagai set point. Sedangkan pada cascade, pengaturan set point berasal dari masukan (input) dari controller yang lain. Temperatur reaktor dikontrol oleh regenerated catalyst slide valve. Sedangkan control temperature regenerator tergantung pada mode operasi. Pada pembakaran parsial, temperature regenerator diatur dengan mengontrol laju alir udara masuk ke regenerator. Di reaktor atau stripper catalyst level dikontrol dengan mengatur buka tutup spent catalyst slide valve begitu halnya dengan slide valve jenis lainnya yang masing-masing memiliki peran tersendiri. (Sadeghbeigi, 1998)


 Wokeee guyss, berikut ini saya tampilkan sedikit hasil dari laporan atau ilmu yang saya peroleh selama saya kerja praktik ya guuysss... check it out :D

  • Neraca Panas
Panas regenerasi hasil dari pembakaran coke adalah panas yang akan di konsumsi untuk memanaskan katalis di regenerator. Panas regenerasi yang dihasilkan dalam regenerator akan digunakan sebagai sumber panas untuk mendorong terjadinya reaksi cracking di riser reactor , panas regenasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus:

∆H regen        = ∆H pembakaran coke - ∆H udara generator - ∆H uap air -  ∆H coke - ∆H total dutty 

(Wheeler, 1998)

Dari hasil perhitungan dengan mengambil data pada tanggal 20 Desember 2013, maka panas regenerasi yang dihasilkan sebesar 3.159,428 Kkal/kg coke.                   
Dengan demikian, neraca panas pada sistem regenerator ditunjukan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4  Neraca panas Regenerator
























  • Konfigurasi Pengendalian Proses Unit RCC

Konfigurasi pengendalian proses unit RCC memberi gambaran mengenai system control seperti failure action, variabel yang dikontrol dan variabel yang dimanipulasi yang ada pada unit RCC,  khususnya pada system reaktor dan regenerator.

TC-022
TC-022 merupakan pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan temperature reaktor. Untuk mengendalikan temperature reaktor agar sesuai dengan set pointnya maka TC-022 akan mengirimkan sinyal kepada SLV-102 (regenerated catalyst slide valve) untuk mengatur bukaan valve sehingga laju sirkulasi regenerated catalyst yang membawa panas dari pembakaran coke di regenerator akan meningkat, yang pada akhirnya temperature reaktor akan meningkat hingga mendekati set point. Berdasarkan pertimbangan safety, apabila terjadi kegagalan udara instrument yang artinya tidak ada supply udara tekan, maka posisi aman valve akan menutup (Fail Close/Air to Open). Hal ini dimaksudkan apabila temperature reaktor yang di atur oleh TC-022 melebihi set point akibat panas yang dibawa oleh regenerated catalyst sehingga laju sirkulasi regenerated catalyst akan menurun .

TC-072

TC-072 merupakan pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan temperature lower regenerator. TC-072 akan mengirimkan sinyal pada SLV-104 untuk mengendalikan temperature lower regenerator agar sesuai dengan set pointnya. Apabila temperature lower regenerator menurun, TC-072 akan mengirimkan sinyal pada SLV-104 untuk membuka valve sehingga laju udara pembakaran yang berfungsi untuk proses pembakaran coke yang menempel pada katalis akan meningkat hingga akhirnya temperature lower regenerator akan meningkat hingga mendekati nilai set point.
Berdasarkan pertimbangan safety, apabila terjadi kegagalan dimana tidak ada supply udara tekan maka posisi aman valve akan menutup (Fail Close/Air to Open). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kelebihan udara masuk ke dalam upper regenerator yang pada akhirnya temperature akan cepat naik dan katalis sedikit mengabsorb panas tersebut mengakibatkan pembakaran di upper regenerator mengarah ke pembakaran sempurna dan menghasilkan panas yang terlalu tinggi.

. FC-005

FC-005 merupakan pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan laju alir steam untuk atomisasi umpan yang artinya umpan raw oil yang berupa campuran atmospheric residue dari unit AHU dan ARHDM di atomize (pengkabutan) hal ini dilakukan untuk memudahkan pengangkatan umpan oleh lift steam. Untuk mengendalikan laju alir steam agar sesuai dengan set pointnya maka FC-005 akan mengirimkan sinyal kepada FCV-005 untuk mengatur bukaan valve sehingga laju alir steam akan meningkat. Berdasarkan pertimbangan safety, apabila terjadi kegagalan udara instrument yang artinya tidak ada supply udara tekan, maka posisi aman valve akan menutup (Fail Close/Air to Open).

. FC-006 dan FC-007

FC-006 merupakan pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan laju alir lift steam yang berfungsi mengangkat katalis yang telah teregenerasi dan raw oil sehingga reaksi cracking dapat berlangsung. Apabila laju lift steam kurang dari set pointnya, maka salah FC-006 akan mengirimkan mengirimkan sinyal pada flow control valve nya untuk membuka valve sehingga laju lift steam meningkat. Berdasarkan pertimbangan safety, apabila terjadi kegagalan udara instrument yang artinya tidak ada supply udara tekan, maka posisi aman valve akan menutup (Fail Close/Air to Open). FC-007 merupakan pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan laju alir emergency lift steam apabila pasokan laju lift steam pada FC-006 berkurang atau FC-006 tidak berjalan.Apabila terjadi kegagalan, maka FC-007 akan memberikan sinyal kepada flow control valve untuk menutup. Hal ini merupakan tindakan safety yang dipilih Fail Close/Air to Open.

. FC-008

FC-008 merupakan pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan laju alir lift gas. Fungsi lift gas sama dengan fungsi lift steam yaitu mengangkat katalis dan raw oil, bilamana control dari lift steam tidak bekerja, maka FC-008 yang merupakan pengendali lift gas sangat berfungsi dalam konteks ini. Apabila laju lift gas menurun, FC-008 akan mengirimkan sinyal pada FCV-008 untuk membuka valve sehingga laju lift gas meningkat. Apabila terjadi kegagalan, tidak adanya supply udara tekan, maka posisi aman valve akan menutup (Fail Close/Air to Open).

. FC-010 dan FC-011

FC-010 dan FC-011 adalah pengendali yang berfungsi untuk mengatur laju alir stripping steam. Stripping steam dalam hal ini berfungsi untuk memisahkan uap minyak dari partikel katalis dan mengembalikan uap tersebut ke dalam reaktor utama. Kedua controller tersebut sama sama mengatur laju alir stripping steam hanya perbedaannya pada FC-010 megontrol laju alir steam primary (upper) yang artinya treatment awal saat pemisahan uap minyak dari partikel katalis. Untuk menyempurnakan pemisahan uap minyak tersebut dari katalis makan diinjeksikanlah stripping steam secondary (lower).
Untuk mengendalikan laju  stripping steam agar sesuai dengan set pointnya maka FC-010 dan FC-011 masing-masing  akan mengirimkan sinyal kepada FCV-010 dan FCV-011 untuk mengatur bukaan valve sehingga valve akan membuka. Berdasarkan pertimbangan safety, apabila terjadi kegagalan dimana tidak ada supply udara tekan maka posisi aman valve akan membuka (Fail Open/ Air to Close).

. LC-003

LC-003 merupakan pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan level spent catalyst pada R-102. LC-003 akan mengirimkan sinyal pada SLV-101 (Spent Catalyst Slide Valve) untuk mengendalikan level spent catalyst agar sesuai dengan set pointnya. Untuk mengendalikan laju  spent catalyst yang mengandung coke dan akan di regenerasi di regeneratoragar sesuai dengan set pointnya maka LC-003 akan mengirimkan sinyal kepada SLV-101 untuk mengatur bukaan valve sehingga valve akan membuka.
Apabila LC-003 mengalami kegagalan dimana tidak ada supply udara tekan, berdasarkan pertimbangan safety maka valve akan menutup. Bila laju spent catalyst meningkat, maka level spent catalyst di R-102 akan berkurang, sehingga katalis di di stripper akan habis, yang akibatnya meningkatnya potensi udara dari regenerator bisa masuk ke reaktor. Valve yang menutup dimaksudkan untuk mencegah udara dari regenerator masuk kedalam reaktor utama yang dapat mengakibatkan kebakaran.Untuk mencegah udara masuk ke reaktor maka katalis sirkulasi balik dari regenerator ke reaktor harus dilanjutkan selama mungkin.

. PC-025

PC-025 merupakan pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan tekanan diferensial antara regenerator dan reaktor. PC-025 akan mengirimkan sinyal kepada SLV-105 (flue gas slide valve) untuk tekanannya sesuai dengan nilai setpointnya dengan memanipulasi laju flue gas. Apabila pada Flue Gas Slide Valve SLV-105 mengalami kegagalan, maka posisi valve akan terbuka, yang artinya bahwa tidak adanya supply udara tekan sehingga untuk mencegah terjadinya overpressure maka posisi valve aman terbuka (Fail Open/ Air to Close) sehingga laju flue gas akan meningkat, namun bila laju flue gas menurun sebaliknya yang akan terjadi, valve akan menutup sehingga tekanan diferential akan meningkat.



  • Pengaruh Laju Sirkulasi Katalis dan C/O Ratio

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada reaktor-regenerator di unit RCC dari tanggal 20 Desember 2013 hingga 25 Januari 2014, dapat diperoleh hasil perhitungan laju sirkulasi katalis (CCR), dan C/O ratio, dengan mengacu pada persamaan rumus berikut :


CCR    = (total massa coke x panas pembakaran coke )/(Cp x ∆T)

 Rasio C/O = (laju sirkulasi katalis)/( laju feed minyak masuk)

Sehingga akan didapatkan nilai CCR dan C/O ratio dengan membandingkan kondisi temperatur reaksi di reaktor akan diketahui pengaruh C/O ratio terhadap temperature reaktor.


Dengan meninjau catalyst/oil ratio yang digunakan dalam mengontrol sirkulasi katalis pada SLV102 (regenerated catalyst slide valve) menunjukan bahwa meningkatnya catalyst/oil ratio akan menaikan temperature reaktor dalam riser reactor. Hal ini disebabkan karena katalis yang teregenerasi akan membawa panas dari hasil pembakaran coke di regenerator (R-103 dan R-104), sehingga panas yang dibawa katalis tersebut akan dimanfaatkan sebagai sumber panas di riser reactor (R-101 dan R-102), karena pada riser reaktor (R-101 dan R-102) terjadi reaksi cracking yang bersifat endotermis (membutuhkan panas). Dengan demikian, panas yang dihasilkan dari regenerator sama dengan panas yang diterima di riser reactor. Kontrol catalyst/oil ratio dilakukan dengan mengatur bukaan valve di SLV102 (regenerated catalyst slide valve).


Aksi elemen pengendali yang diperoleh untuk mengendalikan sirkulasi regenerated catalyst di regenerated catalyst slide valve sebagai berikut:

Sensor (At) = D(+1)
Bila laju regenerated catalyst meningkat, maka temperatur reaktor naik,
Valve (Acov) = D (+1)
Ketika sinyal udara tekan diperbesar, maka % bukaan valve akan naik
Proses (Ap) = D(+1)
Saat %bukaan valve pada aliran keluaran regenerated catalyst diperbesar, maka temperature reaktor naik
FBC : (At) (Acov)(Ap) (Ac) = -1
(+1) (+1)(+1)(Ac) = -1
Ac = -1

Hal tersebut menunjukan bahwa aksi elemen pengendali reverse action (-1). Karena aksi pengendalinya adalah reverse action, maka harga gain process (Kc) bernilai positif (+), yang artinya ketika suplay udara tekan akan ditambah controller menyebabkan bukaan valve pada regenerated catalyst slide valve membesar, sehingga temperature reaktor akan naik mendekati set point.


Okeee guyyyssss cukup sekiaaaan dulu ya pembahasannya...
Semoga dapat membantu  :)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar